Langsung ke konten utama

Membandingkan Grand Final Indonesian Idol dari Waktu ke Waktu

Membandingkan Grand Final Indonesian Idol dari Waktu ke Waktu 

GRAND Final Indonesian Idol mana yang menjadi favorit Anda?
Sudah 7 musim bergulir, dan komeptisi dua besar dari waktu ke waktu telah menampilkan dua kontestan dengan warna berbeda.

Tahun ini Regina-Sean mencetak rekor sebagai Grand Final pertama antara dua wanita. Kebetulan kedua berhasil tampil megah dan elegan. Keduanya juga berhasil menciptakan beberapa penampilan spektakuler.
Kompetisi ketat ini mengingatkan ketatnya kompetisi di Indonesian Idol sebelumnya. Mana Grand Final yang paling Anda suka?
Indonesian Idol 1
Joy Tobing vs Delon. Popularitas acara melahirkan kontestan bersuara merdu dan menyedot angka voting nyaris 3 juta suara. Yang membanggakan mereka juga mampu menciptakan euphoria di masyarakat . Grand Final Joy versus Delon tak hanya panas, tapi juga dikenang sebagai Grand Final dengan lagu-lagu yang mengejutkan. Selain duet spektakuler “The Prayer”, mereka juga berhasil mempopulerkan lagu “Karena Cinta” karya Glenn Fredly. Selain acara sendiri memang mencuri perhatian, bumbu-bumbu gosip persaingan antara sesama peserta selama acara dan seusai acara juga layak disimak. Diawali dengan hengkangnya Helena, puncaknya adalah mundurnya Joy dari manajemen resmi yang menaungi usai Idol. Tapi harus diakui popularitas mereka memang tak diragukan terbukti album kompilasi Indonesian Idol, dalbum Solo Delon dan Joy sukses merebut predikat platinum menembus lebih dari 150 ribu kopi.
Indonesian Idol 2
Mike vs Judika. Dua warna berbeda dan dua penyanyi bersuara besar. Indonesian Idol dua memang bergulir ditengah tekanan besar yang membandingkan kualitas mereka dengan idola-idola di tahun sebelumnya. Namun Mike dan Judika membuktikan kemampuan mereka menginterpretasikan lagu secara soulful memang bisa menyihir penonton. Meski saat berlangsung dianggap kalah megah dari Grand Final tahun sebelumnya, tapi setelah acaranya usai masih banyak yang memuji penampilan, bahkan hingga bertahun-tahun setelahnya duo Mike-Judika masih jadi favorit. Mike pernah mewakili Indonesia dia ajang Asian Idol. Karier gemilang Judika di dunia tarik suara sebagai bukti keberhasilan Indonesian Idol musim itu.
Indonesian Idol 3
Ihsan vs Dirly. Biar orang bilang keduanya bukan penyanyi terbaik di kompetisi, terlalu muda, dan banyak kelemahan. Tapi keduanya membuktikan kekuatan mental, kemampuan membuat kejutan, dan paket lengkap yang dimiliki bisa menjadi daya tarik. Terus terang mengamati perkembangan Indonesian Idol 1,2, dan 3 dari waktu dan waktu, serta banyak ngobrol dengan kontestan membuat penulis tahu benar tekanan yang mereka terima dan seberapa kuat metal mereka. Ihsan meski sempat mengalami masa up and down dengan banyaknya kritik soal suara dan latar belakang keluarga yang terlelau di ekspos, punya keyakinan jadi juara sejak babak 12 besar. Dirly yang di babak 4 besar nyaris memutuskan untuk pulang karena alasan pribadi, juga semakin membaik dan punya banyak pendukung. Yang membuat Indonesian Idol musim ini lebih menarik, saat keduany pulang kampung dukungan masyarakat daerah Medan dan Manado begitu kuat dan sangat mendukung kesuksesan Grand Final yang menyedot suara sebesar 2,7 juta suara itu.
Indonesian Idol 4
Rini vs Wilson. Tidak banyak drama, namun pertarungan Rini dan Wilson menyimpan bara tersendiri. Di samping keduanya masih sama-sama muda, dan banyak kemajuan dari waktu ke waktu, keduanya menampilkan dua sisi berbeda. Rini banyak menyanyikan lagu-lagu bernada tinggi dari diva-diva ternama. Perjalanannnya hingga ke Grand Final berbalut pujian. Wilson banyak menyanyikan nuansa R&B perjalannya penuh jalan terjal. Suaranya sempat hilang di babak 5 besar, namun kemauan kerasnya untuk melaju membuat dia mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang diterima. Dalam wawancara sebelum Grand Final, Rini cenderung tak banyak mengumbar ambisi,sedang Wilson sangat optimis. Dia sangat terinspirasi langkah sahabatnya, Dirly, yang mampu menuai pujian di babak Grand Final.
Indonesian Idol 5
Aris vs Gisel. Keinginan Aris memebahagiakan keluarga begitu kuat saat wawancara penulis sebelum Grand Final. Kangen anak, fisik yang sering drop menjadi tantangan tersendiri untuk Aris. Namun menjelang babak Grand Final, media lebih memfavoritkan Aris dan banyak mewawancarai keluarga Aris yang hidup sederhana. Sedang Gisel sendiri dengan kecerian gadis usia 17 tahun sama sekali tak gentar dan memilih untuk fokus pada nyanyian dan kemajuan latihan dibanding membicarakan gelar juara. Grand Final dua kutub, rock dan pop ini menawarkan penampilan yang sangat berbeda rasa dan Aris menang telak. Namun Gisel saat ini punya karier yang lumayan untuk ukuran juara dua Indonesian Idol. Aris sendiri sempat meluncurkan album di bawah label Sony Music dan menghiasi media dengan pertikaian dengan istrinya. Namun sebagai penampil harus diakui Aris memiliki kekhasan dan mewakili mimpi banyak orang, bahwa semua orang dari latar belakang apapun bisa menjadi idola Indonesia.
Indonesian Idol 6
Igo vs Citra. Satu lagi final antar dua kontestan belia. Igo menampilkan unsur pop, rock, dan R&B. kemampuannya menyanyikan lagu-lagu band juga patut diberi acungan jempol. Berbanding dengan terbalik dengan Igo yang memanfaat kemampuan vokalnya menembus nada-nada tinggi dan menarik suaranya, Citra justru lebih santai dengan unsur jazz yang dimunculkan. Citra tak terpengaruh dengan mencoba gaya lain dan kebetulan dia memang sukses. Meski hanya menjadi runner up, Citra berhasil membuktikan lepas dari Idol bisa menyapa para penggemarnya dan masyarakat dengan lagu “Everybody Knew”.
Indonesian Idol 7
Regina vs Sean. Keduanya berhasil membuktikan kualitas yang digaungkan juri, media, dan penggemar acara ini. Suara megah mereka dibuktikan dengan membawakan duet awal “I’m Every Women” yang memang sangat seusai dengan karakter suara keduanya. Penampilan solo Sean dengan “Bad Romance” milik Lady Gaga dan Regina dengan De Javu-nya Beyonce juga mendorong mereka menampilkan kualitas suaranya mereka. apalagi mereka juga harus berduet dengan idola bersuara soulful dan merdu, Mike Mohede. Dengan harmonisasi yang sama-sama baik, lagu "Reflection" dan "A Whole New World" juga dibawakan dengan mulus. Meski sama-sama bagus, harus diakui Regina unggul saat menyanyikan lagu Aku Makin Cinta Vina Panduwinata. Dua besar antar wanita tahun ini sungguh mempersona dan layak bersanding dengan Grand Final terbaik lainnya. Lagu “Kemenangan” karya Ahmad Dhani dibawakan dengan baik, namun harus diakui Regina sedikit lebih unggul di dua lagu terakhir. Siapa yang layak jadi juara?

dimasnova.blogspot.com  Sumber : tabloidbintang.com

Baca Artikel Lainnya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Pertama Kerja di PT Bina Artha Ventura

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan saya sebuah pekerjaan yang nyaman, mempunyai prospek yang cerah, tidak membosankan, dan masih banyak lagi yang saya dapat dari pekerjaan ini, semua yang saya lakukan akhirnya ada hasil dan manfaatnya, kemauan saya yang besar dan semangat akhirnya menemui titik terang yang sangat berarti bagi Saya.

12 Misteri Dunia Yang Membingungkan Para Ilmuwan

Ada banyak misteri yang belum terpecahkan di muka Bumi. Teka-teki yang tak bisa dijawab bahkan dengan kemajuan sains dan teknologi modern saat ini. Seperti, patung-patung kuno raksasa yang bertebaran di Easter Island atau Pulau Paskah, buku dengan tulisan yang tak bisa dibaca, dan tak ketinggalan misteri ‘kapal hantu’ SS Ourang Medan yang karam di Selat Malaka.

Wenger Jagokan Messi Raih Ballon d'Or

London - Lionel Messi kembali masuk dalam daftar tiga finalis peraih penghargaan FIFA Balon d'Or 2012. Arsene Wenger menjagokan striker asal Argentina itu akan mendapatkan penghargaan itu lagi. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, Messi menjadi tiga finalis penghargaan Ballon d'Or. Dalam dua edisi sebelumnya, pesepakbola 25 tahun itu selalu menjadi pemenang voting yang melibatkan kapten dan pelatih tim nasional, serta beberapa jurnalis.